Minggu, 25 Maret 2012

Anak

"Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu); disisi Allah-lah pahala yang besar." (QS. At-Thagaabun: 15).

Setiap pasangan suami isteri tentu mengharapkan kehadiran seorang buah hati yang kelak menjadi penerus generasi keturunan mereka. Seorang anak dalam sebuah rumah tnagga ibarat sekuntum bunga di tengah taman. Ia menjadi pemanis yang menghiasi taman hati setiap keluarga dan menghidupkan suasana rumah tangga menjadi lebih indah. Gelak tawa, senyum lugu yang mengembang dari seorang anak dengan bola mata yang hitam akan menghilangkan beban pekerjaan yang dihadapi.

Seorang anak adalah sebuah harapan yang panjang. Di tangannya kita letakkan sejarah panjang generasi penerus kita. Tanpa seorang anak kita merasa sejarah kita sebagai sebuah keluarga atau keturunan akan hilang terputus. Tidak heran jika banyak pasangan yang belum memiliki anak berusaha mati-matian mendapatkannya. Bermacam ikhtiar rela mereka lakukan demi mendapatkan zuriyat, cahaya mata mereka. Bahkan tidak jarang pasangan yang sudah melewati usia pernikahan lebih dari sepuluh tahun tetapi mereka masih terus berusaha mendapatkannya. Mereka rela menghabiskan harta bendanya untuk pergi ke tempat-tempat yang jauh mencari tabib paling hebat yang mampu mendatangkan keturunan bagi mereka.

Karena itu, berbahagialah kita yang sudah dikaruniai Allah swt dengan kehadiran anak-anak di tengah keluarga. Mereka adalah karunia Allah swt yang tak ternilai yang kita miliki. Kehadiran mereka patut kita syukuri dengan sikap yang benar, sesuai syari'at Islam.

Dalam Islam, anak dipandang sebagai amanah yang diberikan Allah swt kepada setiap pasangan suami isteri. Ia adalah titipan yang harus dijaga dan dipelihara dengan sebaik-baiknya. Mereka bukan saja penerus dari keluarga orang tuanya, tetapi mereka juga diharapkan menjadi penerus penegak panji syi'ar Islam. Karena itu sayangilah mereka dengan sewajarnya dan didiklah mereka dengan benar sesuai syari'at Islam.

Namun kebanyakan orang tua lupa  bahwa anak juga merupakan fitnah atau cobaan bagi kedua orang tuanya. Banyak orang tua yang terbuai oleh rasa sayang yang berlebihan kepada anak-anaknya,  yang terlalu disibukkan oleh anak-anaknya sehingga lupa mengingat Allah. Sebelum memiliki anak, mereka begitu tekun beribadah tetapi ketika anak lahir, mereka disibukkan dengan urusan anak-anaknya. Disamping itu, sikap yang berlebihan dalam mengekspresikan rasa sayang mereka kepada anak-anaknya akan membuat anak tumbuh tanpa sikap mandiri dan sangat tergantung kepada orang tua mereka. Salah kaprah dalam pendidikan anak tidak boleh terjadi sebab hal ini akan merugikan anak itu sendiri dan kita sebagai orang tua. Wallahu'alam!

Sumber: Majalah Hidayah, Edisi 26 TH. 3



Share

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar