Perempuan kurus itu duduk menangis. Ia sedang menunggu suaminya, Abu Dzar al-Ghifari menanti ajal. "Mengapa kamu menangis padahal maut pasti datang?" Tanya Abu Dzar.
"Karena engkau akan meninggal sedangkan kita tidak memiliki kain kafan!" Jawab sang isteri.
Abu Dza terwenyum lalu berkata, "Jangan menangis. Saya pernah berada di sisi Rasulullah saw bersama beberapa orang sahabatnya, beliau pernah bersabda, 'Pasti ada diantara kalian yang akan meninggal di padang pasir, yang akan disaksikan oleh serombongan orang-orang beriman." Semua yang ada di majelis Rasulullah saw itu telah meninggal di hadapan jama'ah kaum muslimin. Tak ada lagi yang masih hidup di antara mereka kecuali aku. Nah, inilah aku sekarang menghadapi maut di padang pasir. Perhatikan, siapa tahu ada rombongan orang-orang beriman itu datang! Demi Allah saya tidak bohong, dan tidak pula dibohongi!"
Dan, ruhnya pun kembali ke hadirat Allah. Hanya beberapa saat setelah ia meninggal, dari kejauhan nampak sebuah kafilah berjalan cepat di padang sahara. Mereka adalah rombongan kaum muslimin yang dipimpin Abdullah bin Mas'ud. Sebelum sampai ke tempat tujuan, Ibnu Mas'ud melihat sesosok tubuh yang terbujur. Di sisinya seorang wanita tua dengan seorang anak sedang menangis.
Ketika mengetahui jenazah siapa yang terbaring itu, Abdullah bin Mas'ud segera berlutut menangis. Dengan terbata-bata ia berkata kepada para sahabatnya, "Benarlah ucapan Rasulullah saw, Abu Dzar akah berjalan sebatang kara. Mati sebatang kara, dibangkitkan nanti sebatang kara!"
Ingatannya kembali menerawang ke beberapa tahun silam. Saat itu kaum muslimin tengah dalam perjalanan ke Tabuk. Rasulullah saw menitahkan untuk maju menghadang pasukan Romawi.
Kala itu musim paceklik dan panas terik. Tempat yang akan dituju jaraknya amat jauh. Rasulullah saw dan para sahabatnya berangkat diikuti kaum muslimin yang sedang kepayahan. Semakin jauh perjalanan mereka, kian banyak kesulitan dan kesusahan yang diderita.
Tak sedikit dari mereka yang tertinggal di belakang. Ketika mendapatkan ada yang terlambat, para sahabat mengingatkan. Rasulullah saw selalu menjawab, "Biarlah! Andainya ia berguna, tentu akan disusulkan oleh Allah pada kalian. Andainya tidak, maka Allah telah mencukupkan kalian!"
Di antara mereka yang tertinggal itu terdapat Abu Dzar. Ia tertinggal karena hewan tunggangannya yang tak sanggup lagi berjalan. Saat dilaporkan, Rasulullah saw bersabda, "Dia akan meninggal dunia sendirian, dan diangkitkan sendirian."
Beberapa puluh tahun kemudian, ucapan Rasulullah saw pun terbukti. Abu Dzar meninggal dunia sendirian di tengah padang pasir. Hanya ditemani isteri dan anaknya. Dan, kelak akan dibangkitkan sendirian karena kezuhudannya.
Sumber: Diah Rani, Majalah Sabili, No. 4 TH. XI
Share
Tidak ada komentar:
Posting Komentar