Senin, 05 Maret 2012

Peran Isteri Dalam Mewujudkan Keluarga Sakinah

"Semoga tercipta sebuah keluarga yang sakinah mawaddah warahmah," itulah kalimat yang seringkali terucap tatkala seseorang pria dan wanita telah memasuki kehidupan keluarga. Sebuah babak baru yang akan menentukan, apakah mereka bisa mengarungi kehidupan ataukah tidak di masa mendatang.

Sebuah keluarga sakinah ditandai adanya cinta kasih yang permanen antara suami isteri. Hal ini bertolak dari prinsip perkawinan sebagai mitsaqan ghalidha (QS. An-nisa: 21), yakni perjanjian yang teguh untuk saling memenuhi kebutuhan satu sama lain. Ciri ini juga dibangun atas dasar prinsip bahwa membangun  keluarga adalah amanat yang masing-masing pihak terikat untuk menjalankannya sesuai dengan ajaran Allah swt. Di samping itu, keluarga sakinah pada dasarnya memperhatikan prinsip kesetaraan, saling membantu dan melengkapi dalam pembagian tugas antara suami isteri dalam urusan keluarga (domestik) maupun urusan publik sesuai kesepakatan bersama.

Kita semua memahami betapa besar peran seorang wanita dalam mengokohkan fondasi bangunan rumah tangga. Ada beberapa landasan  dan tuntunan yang berhubungan dengan peran isteri untuk membahagiakan suami.

1. Memberikan sambutan yang menyenangkan. Dengan sambutan yang menyenangkan, rasa letih dan penat karena kerja seharian akan  lenyap seketika. Fitnah dan godaan nafsu di tengah perjalanan serta beban kesulitan yang menghimpit pun dengan mudah segera hilang. Sambutan itu diantaranya: menampakkan wajah yang cerah, menceritakan berita yang menyenangkan, menyambut kedatangan suami dengan ungkapan kerinduan, dan mempersiapkan hidangan makanannya dengan cermat dan penuh perhatian.

2. Memperindah dan memperlembut suara. Hiasilah alunan suara dengan kelembutan nada dan irama tatkala berbincang dengan suami. Sebaliknya, janganlah sekali-kali memberikannya kepada lelaki lain agar tidak menjadi pembangkit fitnah dan nafsu. Sebagaimana firman Allah swt: "Janganlah kalian melembutkan suara dalam berbicara sehingga terusiklah orang yang ada penyakit dihatinya dan berkatalah dengan kata-kata yang makruf." (QS. Al-ahzab: 32).

3. Berhias. Islam menganjurkan wanita untuk berdandan bahkan memuji pelakunya apabila diniatkan untuk mewujudkan kebahagian hidup rumah tangganya. Dandanan yang memikat dan aroma semerbak wangi seorang isteri akan membangkitkan rasa bahagia bagi suami. dan membangkitkan semangat dalam melaksanakan tugas harian.

4. Melayani kebutuhan biologis suami (jima'). Selain tuntuk memenuhi kebutuhan biologis, jima' merupakan serangkaian tuntunan yang mengandung makna perlindungan, kasih sayang, serta keharmonisan hubungan suami isteri.

5. Rela menerima kondisi apa adanya. Untuk melestarikan kebahagian rumah tangga, ajaran Islam memberikan tuntunan agar seorang wanita rela menerima adanya. Perilaku ini bisa menjadikan rumah tangga bersuasanakan surga, sehingga kehidupan yang susah dan sempitpun akan terasa lapang.

6. Menjaga kesetiaan. Ajaran Islam menganjurkan umatnya untuk berperangai setia, sebab kesetiaan merupakan salah satu bukti pengakuan atas ketulusan hati. Perangai ini mempunyai dampak positif bagi kehidupan hidup rumah tangga, baik dalam keadaan susah maupun dalam keadaan senang. Dari Aisyah ra. berkata, Rasulullah saw bersabda: "Sesungguhnya setia dengan janji (termasuk perjanjian akad nikah) adalah sebagian dari iman." (HR. Hakim dan Baihaqi).

7. Meredam kemarahan suami. Islam mengajarkan kepada para suami apabila isterinya terluka, sebagaimana juga Islam menganjurkan kepada para isteri agar berusaha memadamkan api kemarahan suami. Hal ini berguna untuk mendekatkan hubungan kedua belah pihak, meningkatkan kasih sayangnya, menyempurnakann kadar keharmonisannya, serta menghilangkan ganjalan perasaan yang mungkin ada.

8. Menjaga kehormatan suami saat kepergiannya. Seorang isteri berkewajiban menjaga kehormatan suami dan rumah tangga pada saat suaminya tidak ada di rumah, seperti menjaga rahasia-rahasianya, menjaga anak-anaknya, menjaga hartanya, menjaga harga diri dan kehormatannya, serta menjaga hubungan baik dengan sanak kerabat dan famili.

9. Memuliakan keluarga suami serta tamu-tamunya. Memuliakan keluarga suami merupakan perbuatan yang sangat mulia. Isteri seharunya menganggap bahwa keluarga suami adalah keluarga juga.

10. Bersabar. Salah satu aspek yang bisa memberikan sumbangan bagi kebahagian hidup rumah tangga sekaligus menjaga dari berbagai fitnah adalah berhiasnya seorang isteri dengan sabar. Ia mampu bertahan dalam menghadapi berbagai cobaan dan fitnah, baik yang menimpa dirinya atau pun suaminya, baik cobaan itu mengenai harta benda maupun jiwa. Allah swt berfirman: "Dan kami akan menguji kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan dan kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, dan gembirakanlah orang-orang yang sabar, yaitu yang apabila ditimpa musibah mereka berkata, 'Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya
kami akan  kembali'." (QS. Al-Baqarah: 155-156).

11. Menata rumah dengan rapi. Penataan rumah yang rapi menjadikan seisi rumah betah tinggal di dalamnya. Rumah ibarat istana, sedang isteri adalah ratunya. Islam menganjurkan para isteri untuk menata dan mengatur rumahnya selayaknya seorang ratu mengatur istananya. Karena hal itu akan dipertanyakan di hadapan Allah swt.

Itulah beberapa butir tuntunan yang perlu diperhatikan dan dipraktekkan dalam kehidupan rumah tangga, yang insya Allah keluarga sakinah yang penuh kasih sayang dan kedamaian menjadi kenyataan.
Wallahu'alam

Sumber: Majalah Hidayah Edisi 42


Share

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar