Memiliki hewan peliharaan seperti kucing, burung, kelinci, dan sebagainya, adalah suatu hal yang sangat mengasikkan. Namun perlu diingat bahwa hewan-hewan peliharaan itu dapat menularkan penyakit bagi manusia. Fenomena zoonosis ini kerap terjadi apalagi jika tidak mengindahkan segi kebersihan sewaktu memelihara hewan kesayangan kita. Beberapa penyakit tersebut bahkan berakibat fatal bagi manusia.
1. Flu Burung (Avian Influenza). Flu burung adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus H5N1. Virus yang dibawa oleh unggas liar ini dapat menular dengan cepat pada unggas peliharaan seperti burung, ayam, bebek, dan kalkun. Virus ini dapat menular ke manusia melalui udara dan kontak melalui makanan, minuman, dan sentuhan. Namun demikian, virus ini akan mati dalam suhu yang tinggi. Oleh karena itu daging dan telur dari unggas harus dimasak matang sebelum dikonsumsi untuk menghindari penularan. Kebersihan tubuh dan pakaian perlu dijaga. Mencuci tangan dengan antisiptik adalah hal yang sangat penting.
2. Rabies. Rabies atau penyakit anjing gila ditularkan melalui saliva dari gigitan hewan yang terinfeksi virus, terutama anjing. Virus ini menyebabkan gangguan pada sistem syaraf. Gejala-gejala orang yang terinfeksi virus rabies ini dapat dilihat dari beberapa tahap seperti demam, perubahan tingkahlaku, kejang-kejang, ketakutan pada cahaya, udara, maupun air, yang akhirnya menyebabkan kelumpahan dan berujung kematian. Oleh karena itu, perlu diberi penanganan sedini mungkin pada orang yang terkena gigitan anjing liar. Pengendalian populasi anjing liar di lingkungan dan vaksinasi, terutama anjing domestik perlu dilakukan dalam upaya pengendalian penyebaran virus rabies.
3. Pes atau Sampar. Meskipun tak banyak ditemui saat ini, wabah pes atau plague sempat membunuh 25 juta orang Eropa pada abad ke-14. Penyakit ini disebabkan oleh enterobakteria Yersinia pestis, yang ditularkan oleh kutu tikus (flea), Xenopsylla cheopis, namun kadang-kadang oleh kutu yang terdapat pada kucing dan anjing. Penyakit ini menular lewat gigitan kutu tikus, gigitan atau cakaran binatang yang terinfeksi plague, dan kontak dengan tubuh binatang yang terinfeksi. Bila didiagnosa dengan cepat, penyakit pes yang diidap manusia dapat disembuhkan dengan antibiotika.
4. Cat Scratch Disease (Bartonellosis). Penyakit CSD ini didiagnosa pada manusia pada awal tahun 1900-an. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri Bartonella henselae yang terjadi setelah digigit atau dicakar kucing. Terjadi infeksi ringan pada luka, kemudian terjadi pembengkakan kelenjar getah bening pada anggota tubuh bagian atas. Selain itu akan timbul demam, sakit kepala, nafsu makan berkurang, serta kelelahan. Gejala penyakit ini dapat berlangsung selama dua hingga enam bulan. Walaupun penyakit ini dianggap penyakit ringan yang dapat sembuh dengan cepat tanpa pengobatan, namun pada beberapa kasus dapat terjadi komplikasi yang serius, seperti radang otak.
5. Toxoplasmosis. Toxoplasmosis dituluarkan melalui feses hewan peliharaan terutama kucing yang dapat menyebabkan infeksi pada manusia. Gejala infeksi dapat berupa pembengkakan kelenjar getah bening, demam ringan, kelelahan, sakit leher, penglihatan buram, dan sakit mata. Penyakit ini ditakutkan apabila menular pada wanita hamil, yang dapat menyebabkan keguguran atau kecacatan janin.
6. Salmonellosis. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Salmonella yang ditularkan oleh binatang peliharaan reptil seperti kura-kura, kodok, iguana, ular, penyu, dan biawak. Infeksi bakteri Salmonella pada manusia dapat berupa diare, demam, dan kram perut. Beberapa kasus perlu perawatan khusus untuk penderita. Salmonellosis sering terjadi pada anak-anak karena kontak dengan binatang peliharaan reptil tanpa memperhatikan kebersihan.
7. Tularemia. Tularemia atau demam kelinci disebabkan oleh bakteri Francisella tularensis, yang ditemui pada binatang pengerat seperti kelinci dan rodents (sejenis tikus). Biasanya manusia dapat tertular melalui kontak dengan hewan yang terinfeksi, baik melalui udara, dengan feses, makanan atau minuman yang mengandung bakteri. Gejalanya berupa demam, sakit kepala, diare, sakit otot, batuk-batuk, dan kelelahan, yang akhirnya akan mengalami pneumonia dan gangguan pernapasan.
8. Parasit. Hewan peliharaan seperti anjing dan kucing dapat menjadi inang bagi cacing, seperti cacing tambang, cacing gelang, cacing pita, dan cacing pipih. Penularan biasanya melalui kontak dengan feses hewan peliharaan yang mengandung cacing. Gejala pada manusia tergantung dari tipe parasit yang menginfeksi. Namun biasanya berupa nyeri perut, buang air berdarah, muntah, nafsu makan berkurang, dan anemia.
9. Ringworm. Penyakit ringworm atau kurap disebabkan oleh jamur dermatophytes yang menyerang kulit pada beberapa bagian tubuh berupa lingkaran kemerah-merahan dan rasa gatal. Manusia akan terinfeksi dari hewan peliharaan yang telah terkena penyakit ini.
10. Ebola. Ebola adalah sejenis penyakit dari benua Afrika yang disebabkan oleh virus Ebola dari genus Ebolavirus. Infeksi virus ini akan menimbulkan muntah, diare, sakit badan, pendarahan luar dan dalam, serta demam. Tingkat kematian mencapai 80 sampai 100 persen. Infeksi terjadi karena kontak dengan hewan peliharaan seperti gorilla dan simpanse yang telah terinfeksi.
11. Giardiasis. Giardiasis atau demam berang-berang adalah penyakit yang disebabkan oleh oleh protozoa flagellata Giardia lamblia, yang menghuni saluran pencernaan pada hewan peliharaan. Penyakit ini menyebabkan gastroenteritis pada manusia. Protozoa ini berpindah ke manusia, salah satunya melalui air yang terkontaminasi kotoran hewan ternak, atau unggas air.
12. Psittacosis. Psittacosis adalah penyakit langka yang ditularkan oleh burung (beo, betet, kakatua, kalkun, dan bebek) kepada manusia yang disebabkan oleh kuman Chlamydia psittaci. Infeksi terjadi jika terhirup kuman tersebut, biasanya dari kotoran kering dari burung yang terkena infeksi. Gejala penyakit berupa batuk, nyeri di dada, deman, kedinginan, nyeri otot, dan muntah-muntah. Obat antibiotika tertentu dapat menyembuhkan penyakit ini.
13. Penyakit Lyme. Penyakit Lyme adalah penyakit menular pada manusia dan hewan dengan perantara kutu. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Borrelia burgdoferi dan disebarkan oleh kutu rusa Ixodes scapularis. Kutu ini menghisap darah hewan peliharan dan juga manusia.
3. Pes atau Sampar. Meskipun tak banyak ditemui saat ini, wabah pes atau plague sempat membunuh 25 juta orang Eropa pada abad ke-14. Penyakit ini disebabkan oleh enterobakteria Yersinia pestis, yang ditularkan oleh kutu tikus (flea), Xenopsylla cheopis, namun kadang-kadang oleh kutu yang terdapat pada kucing dan anjing. Penyakit ini menular lewat gigitan kutu tikus, gigitan atau cakaran binatang yang terinfeksi plague, dan kontak dengan tubuh binatang yang terinfeksi. Bila didiagnosa dengan cepat, penyakit pes yang diidap manusia dapat disembuhkan dengan antibiotika.
4. Cat Scratch Disease (Bartonellosis). Penyakit CSD ini didiagnosa pada manusia pada awal tahun 1900-an. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri Bartonella henselae yang terjadi setelah digigit atau dicakar kucing. Terjadi infeksi ringan pada luka, kemudian terjadi pembengkakan kelenjar getah bening pada anggota tubuh bagian atas. Selain itu akan timbul demam, sakit kepala, nafsu makan berkurang, serta kelelahan. Gejala penyakit ini dapat berlangsung selama dua hingga enam bulan. Walaupun penyakit ini dianggap penyakit ringan yang dapat sembuh dengan cepat tanpa pengobatan, namun pada beberapa kasus dapat terjadi komplikasi yang serius, seperti radang otak.
5. Toxoplasmosis. Toxoplasmosis dituluarkan melalui feses hewan peliharaan terutama kucing yang dapat menyebabkan infeksi pada manusia. Gejala infeksi dapat berupa pembengkakan kelenjar getah bening, demam ringan, kelelahan, sakit leher, penglihatan buram, dan sakit mata. Penyakit ini ditakutkan apabila menular pada wanita hamil, yang dapat menyebabkan keguguran atau kecacatan janin.
6. Salmonellosis. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Salmonella yang ditularkan oleh binatang peliharaan reptil seperti kura-kura, kodok, iguana, ular, penyu, dan biawak. Infeksi bakteri Salmonella pada manusia dapat berupa diare, demam, dan kram perut. Beberapa kasus perlu perawatan khusus untuk penderita. Salmonellosis sering terjadi pada anak-anak karena kontak dengan binatang peliharaan reptil tanpa memperhatikan kebersihan.
7. Tularemia. Tularemia atau demam kelinci disebabkan oleh bakteri Francisella tularensis, yang ditemui pada binatang pengerat seperti kelinci dan rodents (sejenis tikus). Biasanya manusia dapat tertular melalui kontak dengan hewan yang terinfeksi, baik melalui udara, dengan feses, makanan atau minuman yang mengandung bakteri. Gejalanya berupa demam, sakit kepala, diare, sakit otot, batuk-batuk, dan kelelahan, yang akhirnya akan mengalami pneumonia dan gangguan pernapasan.
8. Parasit. Hewan peliharaan seperti anjing dan kucing dapat menjadi inang bagi cacing, seperti cacing tambang, cacing gelang, cacing pita, dan cacing pipih. Penularan biasanya melalui kontak dengan feses hewan peliharaan yang mengandung cacing. Gejala pada manusia tergantung dari tipe parasit yang menginfeksi. Namun biasanya berupa nyeri perut, buang air berdarah, muntah, nafsu makan berkurang, dan anemia.
9. Ringworm. Penyakit ringworm atau kurap disebabkan oleh jamur dermatophytes yang menyerang kulit pada beberapa bagian tubuh berupa lingkaran kemerah-merahan dan rasa gatal. Manusia akan terinfeksi dari hewan peliharaan yang telah terkena penyakit ini.
10. Ebola. Ebola adalah sejenis penyakit dari benua Afrika yang disebabkan oleh virus Ebola dari genus Ebolavirus. Infeksi virus ini akan menimbulkan muntah, diare, sakit badan, pendarahan luar dan dalam, serta demam. Tingkat kematian mencapai 80 sampai 100 persen. Infeksi terjadi karena kontak dengan hewan peliharaan seperti gorilla dan simpanse yang telah terinfeksi.
11. Giardiasis. Giardiasis atau demam berang-berang adalah penyakit yang disebabkan oleh oleh protozoa flagellata Giardia lamblia, yang menghuni saluran pencernaan pada hewan peliharaan. Penyakit ini menyebabkan gastroenteritis pada manusia. Protozoa ini berpindah ke manusia, salah satunya melalui air yang terkontaminasi kotoran hewan ternak, atau unggas air.
12. Psittacosis. Psittacosis adalah penyakit langka yang ditularkan oleh burung (beo, betet, kakatua, kalkun, dan bebek) kepada manusia yang disebabkan oleh kuman Chlamydia psittaci. Infeksi terjadi jika terhirup kuman tersebut, biasanya dari kotoran kering dari burung yang terkena infeksi. Gejala penyakit berupa batuk, nyeri di dada, deman, kedinginan, nyeri otot, dan muntah-muntah. Obat antibiotika tertentu dapat menyembuhkan penyakit ini.
13. Penyakit Lyme. Penyakit Lyme adalah penyakit menular pada manusia dan hewan dengan perantara kutu. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Borrelia burgdoferi dan disebarkan oleh kutu rusa Ixodes scapularis. Kutu ini menghisap darah hewan peliharan dan juga manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar