Tampilkan postingan dengan label Oase Iman. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Oase Iman. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 13 April 2013

Kisah Paderi Nasrani dan Malaikat Penjaga Laut

Di dalam kitab Irsyadul Ibad dijelaskan bahwa ada seorang  Paderi Nasrani yang bertobat dari agamanya dan memilih masuk Islam. Keislamannya diawali ketika ia diilhami tentang kebenaran ajaran Islam sehingga membuatnya bimbang dan ingin berpindah menganut agama Islam.

Karena begitu kuatnya dorongan untuk memeluk Islam, akhirnya nasrani ini berangkat ke Makkah dan melakukan Thawaf mengelilingi Ka'bah sebanyak 7 kali. Setelah Thawaf berakhir, ia merasakan guncangan batin yang hebat. Ia seolah merasakan kenikmatan beribadah daripada sebelumnya. Karena kondisi puncak keimanan itulah akhirnya ia memutuskan melakukan pengembaraan mencari tempat yang sunyi.
Share

Rabu, 23 Januari 2013

Balasan Bagi Orang yang Bertaubat

Dikisahkan, dahulu terdapat seorang lelaki petani tebu yang jatuh cinta pada gadis tetangga kampungnya. Suatu hari, keluarga gadis itu menyuruh sang gadis pergi ke sebuah kampung guna mencari suatu keperluan.

Mengetahui berita tersebut, lelaki itu mengikuti sang gadis dan merayunya untuk berbuat mesum. Si gadis berkata, "Jangan kau lakukan hal itu, karena sesungguhnya cintaku kepadamu  lebih besar daripada cintamu kepadaku. Namun aku lebih takut kepada Allah untuk berbuat durhaka."

Lelaki itu tersadar dan bergumam, "Betapa nistanya diriku, engkau begitu takut kepada-Nya, sementara aku tidak." Menyadari hal ini, diapun tersadar dan bertaubat.
Share

Kamis, 17 Januari 2013

Islamnya Seorang Uskup

Seorang uskup pernah bercerita kepada Iman Syafi'i perihal sebab keislamannya. 

"Saat itu aku sedang pergi dengan kapal laut. Di tengah perjalanan, kapal itu terbelah. Demi mencari keselamatan, aku mentautkan diri dengan sebilah papan. Tak lama kemudian, arus laut membawaku ke tepi dan aku terdampar di sebuah pulau," cerita uskup tadi.

Uskup menuturkan, suatu saat, kala matahari terbenam dan kegelapan menyelimuti malam, aku memanjat pohon dan tertidur di sana. Ini mengingat aku membutuhkan perlindungan dari binatang buas yang sewaktu-waktu dapat memangsaku.
Share

Rabu, 16 Januari 2013

Allah Tidak Melupakan Seorang pun

Seorang perempuan tua menemui Nabi Dawud as. "Wahai Nabiyallah, Tuhanmu zalim atau adil?" tanya perempuan itu.

"Dia Zat Yang Maha Adil dan tidak berlaku zalim," jawab Nabi Dawud. 

"Apa yang telah terjadi denganmu hingga kau bertanya seperti itu?" tanya Nabi Dawud kemudian.

"Aku seorang janda, memiliki tiga anak perempuan. Aku bekerja menyulam kain untuk menghidupi mereka. Kemaren, aku bekerja seharian menyulam diatas kain merah. Usai menyelesaikan pekerjaan, aku memberi tahu anak-anak, aku akan pergi ke pasar. Tiba-tiba seekor burung besar mematukku. Burung itu terbang membawa kain yang akan ku jual. Aku sedih. Tak ada lagi yang bisa kujual untuk memberi makan anak-anak," kisah wanita itu.

Tiba-tiba, terdengar seseorng mengetuk pintu. Nabi Dawud mengizinkannya masuk. Ternyata tamu itu berjumlah sepuluh orang. Tiap-tiap orang memegang uang sebanyak seratus dinar. "Wahai Nabiyallah, berikanlah uang ini pada orang yang berhak," ujar salah seorang mewakili teman-temannya.

"Apa yang menyebabkan kalian menyerahkan uang sebanyak ini?" tanya Nabi Dawud.

"Kami berada di atas perahu. Lantas badai datang dan nyaris saja kami tenggelam karena perahu kami berlubang. Tiba-tiba datang seekor burung melemparkan sepotong kain merah bersulam pada kami. Kami gunakan kain itu untuk menutup lubang perahu hingga badai berlalu," cerita salah seorang dari tamu.

Dawud menoleh pada sang perempuan sambil berujar, "Tuhan memperdagangkan kainmu, di laut dan di darat, dan kau sempat menuduhnya sebagai Zat yang zalim." Daud lalu memberikan uang seribu dinar itu padanya.

Oleh: Nurul Laily Maulidyah, dalam Majalah Sabili, Edisi 11 Th. XV, 13 Desember 2007
Share

Senin, 13 Agustus 2012

Mengobati Keluh Kesah

"Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah." (QS. Al-Ma'arij: 19-20).

Pada mulanya adalah keterbatasan. Dan manusia pun mengais-ngais satu zarah kesempurnaan, dimana pun dan kapan pun ia berada. Makhluk yang konon sepaling bagus bentuk ini (QS. At-Tiin: 4), kemudian berusaha mempertahankan sebuah kemapanan dalam segala bentuk. Entah itu harta, wanita, atau juga tahta. Kebutuhan-kebutuhan ini sebisa mungkin terus langgeng di tangan.
Share

Sabtu, 21 April 2012

Bersedekahlah

Dengan berbaju robek dan tubuh lemah, pria miskin itu datang menemui Ali bin Abi Thalib untuk mendapatkan makanan. Ali bin Abi Thalib segera meminta putranya Hasan, "Temui ibumu, katakan bahwa ayah telah meninggalkan enam dirham uang. Berikan satu dirham untuk laki-laki ini."

Hasan segera menemui ibunya, Fathimah, yang merupakan putri bungsu Rasulullah saw. Setelah itu ia kembali menemui ayahnya, "Ibu telah menyisihkan enam dirham itu untuk membeli gandum."

"Iman seorang hamba belum sempurna hingga ia lebih mempercayai nasibnya di tangan Allah dari pada yang ada di tangannya," ujar Ali. Lalu, ia meminta Fathimah menyedekahkan uang enam dirham itu kepada laki-laki tersebut.
Share

Minggu, 01 April 2012

Balasan Ibu Kikir

Aisyah pernah menceritakan tentang seorang wanita yang dikenal kikir. Suatu ketika anak wanita itu mengadu kepada Rasulullah saw tentang masalah yang sedang merundungnya; tangannya kering, "Ya Rasulullah, berdoalah untukku, agar tanganku sembuh seperti sediakala," pintanya iba.

"Mengapa tanganmu menjadi kering begini?" Tanya Rasulullah saw.

Anak itupun menceritakan mimpinya. Dalam mimpinya ia melihat ibunya berada di salah satu lembah neraka jahanam memegang sepotong kain dan sepotong lemak. Dengan kain dan lemak itu sang ibu berlindung diri dari sengatan api neraka. Anak itu berteriak memanggil, "Hai ibuku, tiada patut bagiku melihat  ibu berada di lembah ini. Ibu adalah orang yang taat kepada Allah. Ayah juga menyenangimu."
Share

Jumat, 30 Maret 2012

Berselimut Jubah Rasul

Suatu hari, Nabi Muhammad saw didatangi Abdullah, putra Abdullah bin Ubay bin Salul, pemimpin kaum munafik di Madinah. Dengan wajah sedih, sahabat yang selalu bertentangan dengan ayahnya itu, menceritakan bahwa sang ayah,  Abdullah bin Ubay sedang sakit keras, dan menginginkan Rasulullah saw supaya bersedia menjenguknya.

Rasulullah saw tidak keberatan. Beliau menjenguk rumah pemimpin para pengkhianat yang sangat licik itu. Tiba-tiba, melihat nabi Muhammad saw berada di dekatnya, Abdullah bin Ubay memelas kepada Nabi Muhammad untuk melepas jubahnya dan menyelimutkannya ke tubuhnya yang tengah meregang menghadapi maut
Share

Rabu, 28 Maret 2012

Seandainya Lebih

Seperti biasa, setelah mengantar jenazah salah seorang sahabatnya, Rasulullah saw menyempatkan diri singgah di rumah keluarga yang meninggal. Rasulullah saw berkata, "Tidakkah almarhum mengucapkan wasiat sebelum wafat?" Isteri sahabat itu menjawab, "Saya mendengarnya mengatakan sesuatu yang tidak saya mengerti. Ucapannya sulit dipahami karena terpotong-potong."

"Bagaimana bunyinya?" Desak Rasulullah saw.

Isteri yang setia itu menjawab, "Suami saya mengatakan, 'Andaikata lebih panjang lagi.....andaikata yang masih baru......andaikata semuanya....' Hanya itu yang tertangkap sehinga kami bingung dibuatnya."

Rasulullah saw tersenyum, "Sungguh yang diucapkan suamimu itu tak keliru."
Share

Minggu, 25 Maret 2012

Hujjah untuk Atheis

Hisyam bin Hakam adalah sahabat Ja'far ash-Shadiq. Suatu hari, seorang atheis bertanya kepadanya, "Apakah engkau percaya tentang adanya pencipta?"

"Tentu," jawab Hisyam.

"Apakah dia berkuasa atas segala sesuatu, dapatkah Dia meletakkan seluruh dunia ini kedalam sebutir telur, tapi telurnya tidak menjadi lebih besar dan dunia pun tidak menjadi lebih kecil?" tanya atheis itu.

"Beri saya waktu untuk menjawabnya," jawab Hisyam.

Hisyam akhirnya memutuskan untuk menemui Ja'far ash-Shadiq. Ja'far bertanya, "Apa pertanyaannya?"

Hisyam lalu memberitahukan pertanyaan itu.

Ja'far bertanya, "Wahai Hisyam, berapa banyak indera jasmani yang engkau miliki?"

"Lima," jawab Hisyam.

"Mana yang paling kecil dari kelima indera itu?" tanya Iman Ja'far kembali.

"Mataku."

"Berapa ukuran matamu?"

"Itu seperti biji lentil (sejenis kacang-kacangan) atau lebih kecil dari itu."

"Lihat sekelilingmu dan di atasmu. Lalu katakan padaku apa yang kau lihat!"

"Aku melihat langit, bumi, rumah-rumah, hutan-hutan, bukit-bukit, sungai-sungai."

"Dia, yang mampu meletakkan segala benda yang sedang kau lihat di dalam sebuah biji lentil yang sangat kecil, pasti mampu menempatkan seluruh dunia ini ke dalam sebutir telur, sehingga dunia tidak menjadi lebih kecil, dan telur pun tidak menjadi lebih besar," jelas Ja'far ash-Shadiq.

Sumber: Majalah Sabili, Edisi 10 TH XV
Share

Rabu, 21 Maret 2012

Dialog Orang Bijak dan Anak Kecil

Suatu hari seorang laki-laki bijak mengajukan pertanyaan pada seorang anak kecil yang ikut shalat Subuh di mesjid bersamanya. Ia ingin sang anak memilih di antara dua hal yang ia ajukan. Laki-laki bijak itu bertanya, "Wahai anakku, manakah yang lebihn utama menurutmu, harta atau akal?"

Sang anak menjawab, "Akal. Karena akal akan mendatangkan harta, sedangan harta akan menghilangkan akal."
Share

Selasa, 20 Maret 2012

Meninggal Dunia Sendirian

Perempuan kurus itu duduk menangis. Ia sedang menunggu suaminya, Abu Dzar al-Ghifari menanti ajal. "Mengapa kamu menangis padahal maut pasti datang?" Tanya Abu Dzar.

"Karena engkau akan meninggal sedangkan kita tidak memiliki kain kafan!" Jawab sang isteri.

Abu Dza terwenyum lalu berkata, "Jangan menangis. Saya pernah berada di sisi Rasulullah saw bersama beberapa orang sahabatnya, beliau pernah bersabda, 'Pasti ada diantara kalian yang akan meninggal di padang pasir, yang akan disaksikan oleh serombongan orang-orang beriman." Semua yang ada di majelis Rasulullah saw itu telah meninggal di hadapan jama'ah kaum muslimin. Tak ada lagi yang masih hidup di antara mereka kecuali aku. Nah, inilah aku sekarang menghadapi maut di padang pasir. Perhatikan, siapa tahu ada rombongan orang-orang beriman itu datang! Demi Allah saya tidak bohong, dan tidak pula dibohongi!"
Share

Kamis, 15 Maret 2012

Mengalah Menjelang Ajal

Ketika pembebasan Makkah, Ikrimah bin Abu Jahal termasuk orang yang dihukum mati. Namun karena sifat pemaaf Rasulullah saw, Ikrimah yang kala itu sempat melarikan diri, akhirnya diampuni. Rasulullah saw bersabda di hadapan para sahabat, "Ikrimaha bin Abu Jahal akan datang ke tengah-tengah kalian semua sebagai mukmin dan muhajir."

Tak berapa lama, Ikrimah dan isterinya tiba di majlis Rasulullah saw. Di hadapan beliau, Ikrimah mengucapkan syahadat.
Share

Rabu, 14 Maret 2012

Calon Penghuni Surga

Suatu ketika  Rasulullah saw dan para sahabatnya duduk di mesjid menunggu datangnya shalat asyar. Tiba-tiba beliau bersabda, "Tak lama lagi akan datang calon penghuni surga." Mendengar itu Anas bin Malik sangat penasaran dan ingin mengetahui siapa yang dimaksud. Tak lama kemudian masuklah seorang pria berpenampilan sederhana. Dari janggutnya masih menetes bekas wudhu. Sesampai di mesjid ia shalat tahiyatul masjid. Ketika waktu ashar tiba, pria itu pun ikut shalat berjama'ah.

Keesokan harinya, di waktu yang sama, Rasulullah saw mengulangi kembali sabdanya, "Segera akan datang seorang pria calon penghuni surga." Ternyata sosok yang dimaksud adalah pria tersebut. Rasulullah saw bersabda kembali tiga hari berturut-turut, dan yang dimaksudnya pria itu juga.
Share

Keyakinan Berujung Surga

Suatu ketika, Rasulullah saw pergi ke mesjid untuk menunaikan shalat subuh. Seusai memimpin shalat, tiba-tiba Rasulullah saw melihat seorang pemuda dengan wajah pucat, dan kedua matanya cekung. Rasulullah saw menghampirinya. "Bagaimanakah keadaan di pagi ini, wahai Fulan?" Pemuda itu menjawab, "Hari ini aku menjadi orang yang yakin." Rasulullah saw heran dan bertanya lagi, "Sesungguhnya setiap keyakinan ada hakikatnya. Apa kiranya hakikat keyakinan itu?"
Share

Selasa, 13 Maret 2012

Peti Bekal Haji

Pada suatu musim haji, beberapa sahabat Abdullah bin Mubarak datang ke rumahnya. Mereka mengajaknya menunaikan haji. Merekapun mengumpulkan seluruh bekal dan menyerahkannya pada Ibnul Mubarak. Tapi ternyata bekal tersebut malah disimpan dalam sebuah peti yang kemudian dikunci dengan sangat rapat.

Mereka pun berangkat menuju Baghdad. Yang menakjubkan, Ibnul Mubarak menyewa seluruh kendaraan dan menanggung semua kebutuhan dalam perjalanan. Ia memberikan makanan yang lezat-lezat lengkap dengan manisannya hingga rombongan tiba di Baghdad. Di sana mereka beristirahat. Perjalanan pun kembali dilanjutkan. Sebelum berangkat Ibnul Mubarak memberikan baju yang sangat indah kepada setiap peserta rombongan.
Share

Senin, 12 Maret 2012

Dunia Sempit Untuk Orang Serakah

Seorang sufi tinggal di kampung terpencil. Namanya Nizham al-Mahmudi. Dalam sebuah gubuk kecil, ia tinggal bersama isteri dan anak-anaknya. Sederhana sekali. Walaupun begitu semua anaknya cerdas.

Selain penduduk kampung itu, tidak ada yang tahu Nizham mempunyai kebun subur berhektar-hektar dan perdagangan yang kian berkembang. Ia dapat menghidupi ratusan keluarga di sekitarnya. Tingkat kemakmuran pekerjaannnya jauh lebih tinggi ketimbang sang majikan. Namun Nizham merasa bahagia dan damai menikmati perjalanan usianya.
Share

Jumat, 09 Maret 2012

Nabi Sulaiman dan Pemuda Dasar Laut

Diceritakan oleh Iman Syafi'i ra: Allah swt memberi wahyu pada nabi Sulaiman bin Dawud as supaya pergi ke tepi laut atau pantai untuk melihat suatu keajaiban. Bergegas beliau ke tempat yang dituju dengan diikuti tentara dari manusia dan jin. Sesampai disana beliau menoleh ke kanan dan kiri tapi tak ditemukan apa-apa. Lalu beliau menyuruh jin Ifrit: "Menyelamlah kau ke dalam laut! Dan datangkanlah untukku sesuatu yang engkau temukan didalamnya."

Akan tetapi sampai dua kali diperintah, jin Ifrit tidak berhasil mendapatkan apa yang diminta oleh nabi Sulaiman. Maka nabi Sulaiman menyuruh Aashif bin Barokhya, sesorang menteri nabi yang telah disebutkan oleh Allah dalam al-Quran. Beliau berkata: "Datangkanlah sesuatu untukku di dasar laut ini."
Share