Jumat, 09 Maret 2012

Nabi Sulaiman dan Pemuda Dasar Laut

Diceritakan oleh Iman Syafi'i ra: Allah swt memberi wahyu pada nabi Sulaiman bin Dawud as supaya pergi ke tepi laut atau pantai untuk melihat suatu keajaiban. Bergegas beliau ke tempat yang dituju dengan diikuti tentara dari manusia dan jin. Sesampai disana beliau menoleh ke kanan dan kiri tapi tak ditemukan apa-apa. Lalu beliau menyuruh jin Ifrit: "Menyelamlah kau ke dalam laut! Dan datangkanlah untukku sesuatu yang engkau temukan didalamnya."

Akan tetapi sampai dua kali diperintah, jin Ifrit tidak berhasil mendapatkan apa yang diminta oleh nabi Sulaiman. Maka nabi Sulaiman menyuruh Aashif bin Barokhya, sesorang menteri nabi yang telah disebutkan oleh Allah dalam al-Quran. Beliau berkata: "Datangkanlah sesuatu untukku di dasar laut ini."

Hanya dalam sekejap mata Aashif telah kembali ke pantai dengan membawa sebuah kubah dari kapur yang amat putih. Ia mempunyai empat pintu. Pintu yang pertama dari mutiara, pintu yang kedua dari yaqut, pintu ketiga dari batu permata, dan pintu keempat dari zabarjad yang hijau. Setiap pintu berkunci.

Anehnya tidak setetes airpun bisa masuk kedalamnya sedangkan ia berada di dalam laut yang sangat dalam. Aashif menghadirkan kubah tersebut kehadapan nabi Sulaiman as. Tiba-tiba didalamnya terdapat seorang pemuda yang teramat tampan dan bersih pakainnya sedang shalat. Maka masuklah sulaiman kedalamnya dan menyapa, "Assalamu'alaikum wahai anak muda. Apa yang menyebabkan kamu didalam kubah ini yang berada di dasar laut?"

"Yaa nabiyullah, sesungguhnya aku punya seorang ayah yang lumpuh dan ibuku seorang yang buta. Sebagai khidmatku pada keduanya, aku melayaninya dengan baik selama tujuh puluh tahun. Aku mencebokinya dan menggendongnya ke mana ia kehendaki.

"Ketika telah datang ajal ibuku, ia berdoa, 'Ya Allah panjangkanlah kehidupan anakku untuk melakukan taat kepada-Mu.' Dan ketika telah datang ajal ayahku, ia berdoa, 'Ya Allah, berilah pelayanan kepada anakku di tempat yang tidak bisa dijangkau oleh syaitan untuk mengganggunya.'

"Setelah kejadian itu beberapa hari kemudian aku pergi ke pantai ini setelah menguburkan dua orang tuaku. Tiba-tiba aku melihat kubah ini. Aku masuk ke dalam untuk melihat keindahannya. Maka datanglah malaikat dan membawa kubah ini dan menurunkannya ke dasar laut sedangkan aku di dalamnya," cerita anak muda itu.

Nabi Sulaiman berkata, "Kapan kejadian itu terjadi?"

"Kejadian ini terjadi di zaman nabi Ibrahim as dan aku umatnya." Menurut sejarah, antara nabi Ibrahim dan nabi Sulaiman terdapat selisih 1400 tahun, sedangkan pemuda itu tidak beruban.

"Lalu apa yang kau makan dan minum di dalam laut ini?," tanya nabi Sulaiman.

"Ya nabiyullah, datang kepadaku setiap hari seekor burung hijau yang pelatuknya atau paruhnya membawa sesuatu yang kuning seperti kepala manusia, di dalamnya apa saja kenikmatan makanan di dunia, aku memakannya maka hilanglah dariku rasa lapar dan dahaga, panas dingin, tidur, ngantuk, kelemahan, dan kesendirian," jawab anak muda.

"Apakah kamu bersedia dan suka untuk kembali ke duniaku bersamaku di istanaku atau kau ingin aku kembalikan ke tempat asalmu?"

"Kembalikanlah aku ke tempat asalku disana. Aku lebih nyaman dari tangan-tangan manusia wahai nabiyullah," lanjutnya.

"Hai Ashif, kembalikan dia ke tempat asalnya," perintah Sulaiman.

Kemudian nabi Sulaiman berkata kepada seluruh numatnya, "Lihatlah oleh kalian semua apa yang telah terjadi, bagaimana Allah telah mengabulkan doa kedua orang tua. Maka hendaklah kalian semua takut mendurhakai kedua orang tua".

Sumber: Majalah Hidayah Edisi 42


Share

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar