Rabu, 21 Maret 2012

Dialog Orang Bijak dan Anak Kecil

Suatu hari seorang laki-laki bijak mengajukan pertanyaan pada seorang anak kecil yang ikut shalat Subuh di mesjid bersamanya. Ia ingin sang anak memilih di antara dua hal yang ia ajukan. Laki-laki bijak itu bertanya, "Wahai anakku, manakah yang lebihn utama menurutmu, harta atau akal?"

Sang anak menjawab, "Akal. Karena akal akan mendatangkan harta, sedangan harta akan menghilangkan akal."


Laki-laki bijak itu bertanya lagi, "Harta atau keadilan?"

"Keadilan," jawab sang anak. "Karena harta akan melindungi pemiliknya dari kezaliman di saat keadilan tiada, sehingga dia menjadi tujuan. Ketika keadilan didapatkan maka harta hanyalah perantara saja, bukan tujuan."

"Lalu bagaimana dengan harta atau kekuasaan? Mana engkau pilih?" Tanya laki-laki itu lagi.

"Harta. Karena harta akan menjadi perantaraku untuk menguasai hati apabila aku belanjakan harta itu dalam kebaikan. Sedangkan kekuasaan terhadap hati itu lebih agung. Kekuasaan duniawi seringkali menjadikan aku durhaka dan melampaui batas, lalu aku berbuat zalim, sehingga aku kehilangan kekuasaan atas hati, dan orang-orang sekitarku akan mengincar aku," papar sang anak.

"Bagaimana dengan harta, kekuasaan, atau ilmu? Mana yang engkau pilih?"

"Ilmu. Karena dengan ilmu aku akan mencapai tingkat yang mengungguli harta dan kekuasaan."

"Baik. Bagaimana dengan harta ataukah teman-teman? Mana yang akan engkau pilih?"

"Teman-teman!"

"Mengapa?"

"Dengan harta saja aku tidak mampu mendapatkan seluruh keinginanku, tetapi dengan berteman aku akan mendapatkan semua apa yang aku inginkan," jawab sang anak.

"Harta atau kesehatan?"

"Kesehatan. Karena kesehatan akan mendatangkan harta sedangkan harta secara kesendirian tidak mampu mendatangkan kesehatan."

"Aku atau kamu?"

"Engkau dan aku. Engkau adalah sungai yang mengalirkan hikmah dan ilmu, sedangkan kami adalah tumbuhan yng minum darinya."

Orang bijak itu berkata, "Sungguh telah tenteram dadaku ini. Semoga Allah swt melimpahkan berkah padamu. Jagalah hak-hak Allah swt."

Sumber: Andi al-Banna, Majalah Sabili No. 3 TH. XII
Share

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar