Kamis, 01 Maret 2012

Ketika Nasib Dapat Dibaca Dari Zodiak


Apa jadinya jika nasib manusia dapat diketahui hanya dengan  mempelajari ramalan zodiak? Ada kemungkinan manusia berbuat sesuka hati karena ia merasa dapat mengantisipasi segala sesuatu dengan menebak hal yang bakal menimpanya. Tidakkah yang demikian itu memperduakan Khalik, Sang Penentu takdir manusia.

Ketahuilah bahwa tidak ada yang mengetahui hal yang ghaib selain Allah swt. "Katakanlah, 'Tidak ada seorangpun di langit dan dibumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah',....." (QS. An-Naml:65).

Zodiak adalah tanda bintang seseorang yang berdasarkan pada posisi matahari terhadap rasi bintang ketika orang tersebut dilahirkan. Zodiak yang dikenal sebagai lambang astrologi terdiri dari 12 rasi bintang (Aries, Taurus, Gemini, Cancer, Leo, Virgo, Libra, Scorpio, Sagitarius, Capricon, Aquarius, dan Pisces). Zodiak ini biasa digunakan sebagai ramalan nasib seseorang, yaitu suatu ramalan yang didasarkan pada kedudukan benda-benda tata surya didalam zodiak (id.wikipedia.org).

Dalam Islam istilah ramalan bintang ini dikenal dengan tanjim (astrologi). Menurut Prof. DR. Yusuf Qardawi, tanjim adalah salah satu bentuk perdukunan atau sihir. Suatu ilmu dimana orang yang memilikinya menyangka bahwa kejadian-kejadian alam ini berhubungan erat dengan bintang-bintang di langit, bahkan mereka kerap sesumbar akan terjadi bencana pada tahun sekian. Dari Ibnu Abbas, "Barang siapa yang mengambil ilmu dari bintang-bintang maka ia telah mengambil satu macam sihir, ia menambahkan apa yang ia tambahkan." (HR. Ahmad, Abu Daud, dan Ibnu Majah). Sedangkan tujuan penciptaan benda-benda langit oleh Allah swt adalah untuk penerang, hiasan langit, penunjuk jalan, dan pelempar setan yang mencuri wahyu yang sedang diucapkan di depan malaikat. "Dan sungguh, Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaitan". (QS. Al-Mulk: 5).

Dewasa ini ramalan zodiak bukan hal yang asing bahkan telah disebarkan lewat berbagai media.Dalam ramalan tersebut seolah seorang peramal mampu membaca dan menentukan nasib-nasib seseorang. Dengan alasan ini peramal memerintah dan melarang berbuat sesuatu, bahkan menakut-nakuti yang akhirnya akan memberi kabar gembira atau hiburan dengan kata-kata manis. Banyak orang yang percaya dan mendatangi para astrolog bukan saja dari orang yang berpendidikan dan berekonomi rendah bahkan dari orang yang berpendidikan dan berstatus sosial tinggi. Disadari atau tidak, perbuatan tersebut mendapat ancaman keras dari Rasulullah saw. Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa yang mendatangi seorang peramal atau dukun kemudian membenarkan apa yang ia katakan, maka orang itu telah kafir dengan apa yang telah diturunkan kepada Nabi Muhammad," (HR. Ahmad, Al-Baihaqi).

Para ulama berbeda pendapat dalam menentukan hukum mempelajari ilmu falak dan astrologi ini. Namun Jumhur Ulama bersepakat (Jaiz) membolehkan mempelajarinya untuk mengetahui arah kiblat, penunjuk jalan, dan menentukan waktu. Sains dan teknologi canggih sejalan dan terus dikembangkan untuk mempelajari ilmu falak ini. "Dan (Dia ciptakan) tanda-tanda (penunjuk jalan). Dan dengan bintang-bintang itulah mereka (mendapat petunjuk)." (QS. An-Nahl: 16).

Berlandaskan pada hal ini, Islam sangat menghargai akal ilmiah, segala bentuk eksperimen pada hal-hal yang dapat ditangkap panca indera, dan hal-hal materi yang didasari oleh dalil qath'i, yang bertumpu pada hal-hal yang logis namun tetap ditopang oleh nash agama. Wallahu'alam.




Share

Artikel Terkait

1 komentar: