Rabu, 14 Maret 2012

Calon Penghuni Surga

Suatu ketika  Rasulullah saw dan para sahabatnya duduk di mesjid menunggu datangnya shalat asyar. Tiba-tiba beliau bersabda, "Tak lama lagi akan datang calon penghuni surga." Mendengar itu Anas bin Malik sangat penasaran dan ingin mengetahui siapa yang dimaksud. Tak lama kemudian masuklah seorang pria berpenampilan sederhana. Dari janggutnya masih menetes bekas wudhu. Sesampai di mesjid ia shalat tahiyatul masjid. Ketika waktu ashar tiba, pria itu pun ikut shalat berjama'ah.

Keesokan harinya, di waktu yang sama, Rasulullah saw mengulangi kembali sabdanya, "Segera akan datang seorang pria calon penghuni surga." Ternyata sosok yang dimaksud adalah pria tersebut. Rasulullah saw bersabda kembali tiga hari berturut-turut, dan yang dimaksudnya pria itu juga.


Peristiwa itu tak hanya membuat Anas bin Malik jadi penasaran, tapi juga sangat menarik perhatian Abdullah bin Umar. Sehingga ia pun sangat berkeinginan untuk mengetahui keistimewaan apa yang dimilikinya.

Selepas isya', Abdullah bin Umar sengaja membuntuti pria itu sampai mendekati rumahnya yang berada di gang sempit. Aksi Abdullah bin Umar itu pun diketahui olehnya, kemudian ia pun menegurnya. "Aku lihat sejak dari masjid engkau mengikutiku. Kini aku sudah sampai ke dekat rumahku engkau masih juga membuntutiku. Apa maksudmu hai anak muda?"

Mendengar teguran itu, Abdullah menjawab, "Maafkan aku paman. Apakah aku boleh menumpang tidur di rumah paman?"

"Untuk bermalam di rumahku tidak masalah, hanya saja rumahku sangat sederhana. Aku khawatir orang tuamu akan marah karena engkau tidak pulang," jawab pria itu.

"Aku sudah biasa di rumah yang sederhana. Orang tuaku tak kan marah sebab aku sering tidak tidur di rumah," kata Abdullah.

Pria itu berkata, "Kebiasaan tidur di luar rumah tidak baik. Tetapi aku tidak mungkin membiarkanmu tidur di jalanan."

Keduanya masuk ke dalam rumah sederhana itu. Ia juga menunjukkan tempat tidur untuk bermalam yang memang sangat sederhana.

Abdullah bin Umar sengaja tidak tidur semalaman. Ia menyaksikan pria itu bangun melaksanakan qiyamul lail. Seusai shalat ia tidur dan bangun menjelang subuh. Bersama Abdullah berangkat bekerja sebagai tukang kayu. Sorenya pria itu ke mesjid dan malamnya ia pulang bersama Abdullah bin Umar. Hal itu berlangsung selama tiga hari.

Malam terakhir, Abdullah berkata, "Maafkan aku paman, aku sengaja menginap di rumah paman, karena aku mendengar Rasulullah saw bersabda, bahwa paman calon penghuni surga. Jadi, aku sangat ingin tahu apa keistimewaan paman sehingga mendapat jaminan seperti itu?"

Pria itupun berkata, "Aku tidak beramal sesuatu yang lebih dari kebiasaanku sebagaimana yang engkau lihat. Aku hanya istiqamah melaksanakan kewajibanku tepat pada waktunya. Aku tidak menyakaiti seseorang manusia pun. Dan aku tidak pernah iri hati terhadap sesuatu nikmat yang Allah berikan kepada orang lain." Abdullah bin Umar pun merasa puas atas jawaban itu dan mengucapkan terimaksih.

Sumber: Affan Madjrie, Majalah Sabili No. 24 TH. X
Share

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar