Ada seorang pria dari kota Basrah yang dikenal sebagai orang fasik, meninggal dunia. Tak ada seorang pun yang mau mengurus jenazahnya. Isterinya lalu membayar dua orang untuk memikul jenazahnya ke masjid untuk dishalati. Namun, tak ada seorang pun mau menshalatinya.
Akhirnya, sang isteri membawanya ke padang luas untuk dikembumikan. Di tempat itu, ada seorang ahli zuhud yang tinggal di gunung. Ia tampak sedang menunggu kedatangan jenazah tersebut. Tersebarlah berita si zuhud turun gunung untuk menshalati si fulan, hingga mereka keluar dan ikut menshalatinya.
Seusai shalat, penduduk heran mengapa si zuhud mau menshalati si fulan.
"Aku mendengar dalam mimpiku agar aku menshalati si fulan karena ia diampuni Allah," jawab si zuhud. "Bagaimana perilaku jenazah semasa hidupnya?" tanya dia kemudian pada isteri jenazah.
"Orang mengenal suamiku memang sebagai ahli maksiat dan sering mabuk."
"Teliti kembali, apakah dia memiliki kebaikan-kebaikan?"
"Ya. tiga kali. Pertama, bila sadar dari mabuknya di waktu subuh, ia segera mengganti pakaian, berwudhu dan ikut shalat subuh berjamaah. Kedua, di rumah tak pernah sepi dari satu atau dua anak yatim. Kasih sayangnya pada anak yatim melebihi pada anaknya sendiri. Bila tak menemukan anak yatim, ia selalu mencarinya. Ketiga, ia pernah sadar dari mabuknya di malam hari, kemudian menangis dan berkata, 'Ya Tuhanku, letak neraka Jahanan mana yang kau kehendaki untuk meletakkan orang terkutuk ini?'" jawab wanita itu tentang suaminya.
Ditulis oleh Sri Purwanti, dalam Majalah Sabili, Edisi 5 Th. XV, 20 September 2007.
Share
Tidak ada komentar:
Posting Komentar