Tampilkan postingan dengan label Lentera. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Lentera. Tampilkan semua postingan

Rabu, 23 Januari 2013

Maimunah binti Harits, Sosok Teguh Beriman

Maimunah binti al-Harits bin Huzn bin al-Hazm bin Ruwaibah bin Abdullah bin Hilal bin Amir bin Sha'sha'ah al-Hilaliyah. Saudari dari Ummul Fadhl isteri Abbas. Ia adalah bibi dari Khalid bin Walid sekaligus bibi dari Ibnu Abbas.

Maimunah termasuk pemuka kaum wanita yang masyhur dengan keutamaan, nasab, dan kemuliaannya. Sebelum masuk Islam ia menikah dengan Mas'ud bin Amru ats-Tsaqafi. Karena sering mondar mandir ke rumah saudaranya Ummul Fadhl, ia turut mendengar sebagian tentang nasib kaum muslimin yang berhijrah. Sampai ketika mendengar  berita tentang perang Badar dan Uhud, bekas mendalam timbul dalam dirinya.
Share

Senin, 24 Desember 2012

Barakah Binti Tsa'labah, Seorang Pengasuh yang Baik

Sejarah lebih mengenalnya dengan Ummu Aiman. Ia adalah pengasuh Rasulullah saw pengganti ibu yang sangat penyayang. Siapa lagi yang didambakan seorang anak yatim piatu seperti Rasulullah saw, selain seorang pengasuh yang mencurahkan kasih sayang kepadanya. Wanita itu bisa tampil sebagai ibu yang membelainya setiap saat, menemaninya di kala sendirian atau bepergian. Dialah tempat tercurahnya segala keinginan dan pelepas segala dahaga kasih sayang.

Ketika itu penduduk Makkah sedang berkemas menghadapi datangnya pasukan gajah. Mereka menggalang kesatuan, persatuan, hidup saling membahu. Ditengah kesibukan mereka, Aminah binti Wahab, ibunda Rasulullah saw mengisolasi diri (uzlah), ingin mendapatkan ketenangan hati. Ia ingin membahagiakan anak yang berada dalam kandungannya. Sayang, sang suami terlalu cepat pergi menghadap Yang Maha Kuasa, hingga si janin dalam kandungan terhalang dari kebahagian yang diharapkan Aminah. Ayah si janin, adalah Abdullah bin Abdul Muthalib, yang kelak menjadi ayang seorang bayi bernama Muhammad bin Abdullah.
Share

Sabtu, 22 Desember 2012

Fathimah Binti Asad, Pendukung Setia Rasulullah

Setelah Abu Thalib wafat, dua atau tiga bulan kemudian, Ummul Mukminin, Khadijah binti Khuwalid, berpulang ke rahmatullah. Dia wafat pada bulan Ramadhan tahun ke sepuluh dari kenabian. Saat itu, ia berumur enam puluh lima tahun, sedangkan Rasulullah saw sangat sedih atas kepergiannya. Khadijah orang yang paling banyak membantu perjuangan Rasulullah saw, baik sebelum diangkat menjadi Nabi maupun setelahnya.

Khadijah telah tiada, tetapi "Khadijah" lain yang berjuang demi Islam tidak mati dan tidak akan terputus. Terbukti, setelah wafatnya Khadijah,  ada  seorang wanita yang setia menjaga dan merawat Nabi saw. Dia adalah seorang wanita yang mempunyai ide cemerlang, kelembutan, kepandaian, kehormatan, dan kedudukan yang melebihi wanita lain. Dialah Fhatimah binti Asad.
Share

Nusaibah Binti Ka'abal Anshariyah, Perempuan Pelindung Rasulullah

Wanita ini dikenal dengan panggilan Ummu Umarah. Ia adalah figur wanita berani yang bergabung dengan 70 lelaki Anshar yang berbaiat kepada Rasulullah saw. Dalam baiat Aqabah yang kedua itu, ia bersama Zaid bin Ahsim, suaminya dan dua orang puteranya Hubaib dibunuh oleh Musailamah dan Abdullah perawi hadis palsu.

Ubnu Sa'ad dalam Thabaqat berkata bahwa Ummu Umarah menghadiri perjanjian Aqabah dan berbaiat kepada Rasulullah saw. Perkara ini dijelaskan oleh Rasulullah sendiri ketika dia baiat. Beliau bersabda, "Janganlah mengalirkana darah dengan sia-sia." Ummu Umarah ikut dalam perang Uhud, Perjanjian Hudaibiyah, Umrah Qadha, Perang Hunayn, dan Perang Yamamah.
Share

Kamis, 20 Desember 2012

Hindun Binti Al-Muhallab, Istri Terpercaya dan Salehah

Nama lengkapnya Hindun binti Al-Muhallab bin Abi Shafarah al-Azdiyah al-Bashriyah. Ia wanita mahir dan beretika. Ayahnya gubernur, pahlawan, komandan pasukan, yaitu Muhallab bin Abi Shafarah. Muhallab dikenal dermawan dan pemberani, mulia dan cerdas. Ia wafat pada tahun 82 H.

Hindun, putrinya, dinikahi oleh Hajjaj bin Yusuf ats-Tsaqofi. Bersama dengannya banyak cerita dikisahkan. Sejak kecil Hindun dikenal cerdas dan fasih bertutur kata. Gaya bahasanya ramah. Adabnya mulia. Selama hidupnya, ia meriwayatkan hadis dari ayahnya al-Muhallab, Hasan Bashri, dan 'Asy-'asy Jabir bin Zaid. Beberapa orang meriwayatkan hadis Hindun. Diantaranya dua keponakannya Hajjaj bin Uyainah, Ziyad bin Abdullah al-Quraisyi, dan Abu Salamah budak al-'Atik.
Share

Selasa, 14 Agustus 2012

Kisah Sebutir Buah Apel

Dikisahkan, suatu hari Abu Shalih Zangi Dost duduk-duduk di tepi sungai. Sudah berhari-hari perutnya belum diisi. Dalam lamunannya, tiba-tiba matanya tertuju pada sebuah benda terapung yang terbawa arus. Benda itu ternyata sebuah apel. Tanpa pikir-pikir lagi dipungutnya buah apel itu lalu dia memakannya. Namun seketika itu juga dia menyesal karena makan buah tanpa seizin pemilik kebun. Ia pun pergi kearah hulu sungai, mencari pemilik kebun apel guna meminta halalnya. Setelah berjalan lebih dari 10 kilometer akhirnya dia sampai di kebun milik Abdullah ibn Shaumai. Dia lalu meminta maaf kepada pemilik kebun itu.

"Nak! Saya bersedia memaafkan Anda," kata Abdullah.
Share

Senin, 26 Maret 2012

Khaulah binti Tsa'labah, Do'a yang Tak Bertabir

Khaulah binti Malik bin Tsa'labah adalah shahabiyyah yang dikenal fasih bicaranya, cerdas, dan bijak tutur katanya. Ia tidak bernah gegabah dalam bertindak. Setiap mengambil keputusan Khaulah selalu mentaati Allah dan rasul-Nya. Khaulah menikah dengan sepupunya, Aus bin As-Shamit.

Suatu hari, Aus bin As-Shamit berbuat kesalahan dengan mengatakan, "Khaulah, sesungguhnya engkau adalah sama seperti punggung ibuku." Khaulah sangat kaget dan berkata, "Wahai sepupuku, aku tidak tahu apa keputusan Allah atas dirimu setelah apa yang sudah kamu katakan." Setelah itu Khaulah menolak ketika Aus hendak mencampurinya dan segera menemui Rasulullah  untuk mengetahui keputusan apa yang harus diambilnya.
Share