Wanita ini dikenal dengan panggilan Ummu Umarah. Ia adalah figur wanita berani yang bergabung dengan 70 lelaki Anshar yang berbaiat kepada Rasulullah saw. Dalam baiat Aqabah yang kedua itu, ia bersama Zaid bin Ahsim, suaminya dan dua orang puteranya Hubaib dibunuh oleh Musailamah dan Abdullah perawi hadis palsu.
Ubnu Sa'ad dalam Thabaqat berkata bahwa Ummu Umarah menghadiri perjanjian Aqabah dan berbaiat kepada Rasulullah saw. Perkara ini dijelaskan oleh Rasulullah sendiri ketika dia baiat. Beliau bersabda, "Janganlah mengalirkana darah dengan sia-sia." Ummu Umarah ikut dalam perang Uhud, Perjanjian Hudaibiyah, Umrah Qadha, Perang Hunayn, dan Perang Yamamah.
Ummu Umarah menceritakan sendiri pengalamannya kala mengikuti perang Uhud. Ibnu Sa'ad bercerita pada permulaan siang, wanita ini pergi ke Uhud dan melihat apa yang dilakukan orang. Kemudian Ummu Umarah sampai kepada Rasulullah saw yang berada di tengah-tengah para sahabat. Ketika kaum Muslimin mengalamai kekalahan, dia melindungi Rasulullah saw dengan pedang dan panahnya, kemudian ikut serta di dalam medan pertempuran.
Ketika Said bin Ibnu Rabi menanyakan kepadanya tentang luka yang dilihat di belakangnya, bagaimana kisahnya sehingga terjadi yang demikian. Ummu Umarah menjawab, "Ibnu Qumaiah datang ingin menyerang Rasulullah saw."
Iman Az Zahabi berkata, "Dia adalah wanita yang utama dan pejuang dari kalangan Ansar, Khazraj, Najjar, Mazin, dan sebagai orang Madinah. Saudaranya Abdullah bin Kaab termasuk kelompok para sahabat yang ikut dalam perang Badar. Begitu juga saudaranya Abdurrahman termasuk orang yang suka menangis."
Al Waqidi berkata, "Ummu Umarah ikut perang Uhud bersama suaminya dan dua orang anaknya dari suaminya yang pertama. Ia keluar untuk memberi minum dengan membawa qirbah atau tempat air yang buruk. Ia juga ikut berperang dan mendapat cobaan yang baik sehingga mendapat dua belas luka ditubuhnya."
Ibnu Sa'ad juga meriwayatkan ungkapan Ummu Umarah sendiri bahwa Ummu Umarah melihat para sahabat sudah jauh jaraknya dari Rasulullah saw, hingga tinggal kelompok kecil yang tidak sampai 10 orang. Dia beserta kedua anak dan suaminya berada di hadapan Rasulullah untuk melindungi.
Rasulullah saw melihat Ummu Umarah tidak mempunyai perisai. Nabi juga melihat seorang lelaki yang mundur sambil membawa perisai. Kemudian Nabi bersabda kepadanya, "Berikanlah perisaimu kepada orang yang sedang berperang." Ia pun melemparkannya, kemudian wanita perkasa itu mengambil dan menggunakannya untuk melindungi Rasulullah saw.
Imam az Zahabi meriwayatkan ungkapan anak Ummu Umarah yang bernama Abdulah bin Zaid. Anak itu mengatakan suatu hari dia terluka dan darahnya tidak berhenti. Kemudian Rasulullah saw bersabda, "Balutlah lukamu." Kemudian ibuku datang dengan membawa pembalut dari ikat pinggangnya. Kemudian dibalutnya lukaku sedangkan Rasulullah berdiri lalu ia bersabda, "Bangunlah dan perangi kaum itu."
Imam Az Zahabi meriwayatkan dari Abdullah bin Zaid bin Ahsim ia berkata, "Saya mengikuti perang Uhud, maka ketika para sahabat meninggalkan Rasulullah saw, saya dan ibu mendekati Rasul untuk melindunginya, lalu ia bertanya, 'Mana Ummu Umarah?' Saya menjawab, 'Ya wahai Rasulullah.' Baginda bersabda, 'Lemparkanlah.' Saya pun melemparkan sebuah batu kepada seorang lelaki yang sedang menunggang kuda di hadapan mereka, akhirnya batu itu mengenai mata kuda itu. Kemudian kuda tersebut bergoncang, sehingga penunggangnya terjatuh. Kemudian saya tindih orang itu dengan batu dan Rasulullah melihatnya sambil tersenyum."
Baginda juga melihat luka ibuku di belakangnya, baginda bersabda, "Ibumu, ibumu, balutlah lukanya, Ya Allah jadikanlah mereka sahabat saya di surga." Mendengar itu ibuku berkata, "Aku tidak menghiraukan lagi apa yang menimpaku dari urusan dunia ini."
Begitulah cerita Ummu Umarah yang mengibarkan panji-panji Islam di masa Rasulullah saw. Ia terluka dalam perang Uhud sebanyak 12 tempat di tubuhnya.
Wallahu'alam!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar