Selasa, 17 Juli 2012

Mendulang Timah Memperoleh Rupiah

Dahulu, pulau Singkep terkenal sebagai salah satu daerah penghasil timah terbesar di Indonesia selain pulau Bangka dan pulau Belitung. Penambangan timah telah dimulai oleh pemerintah Belanda pada tahun 1812.  Bahkan jauh sebelumnya, penambangan timah ini telah dirintis dan diusahakan oleh raja-raja Kesultanan Lingga yang berpusat di Daik, dimana timah ini dijual ke Singapura. Setelah merdeka, penambangan diambil alih oleh pemerintah Indonesia yang dikerjakan secara intensif sehingga menjadikan kota Dabo menjadi salah satu kota dengan perkembangan yang cukup maju dibandingkan dengan daerah lain disekitarnya.

Pada sekitar tahun 90-an, harga timah dunia merosot tajam. Hal ini berdampak buruk terhadap kelangsungan pertambangan timah, terutama di pulau Singkep. Dengan pertimbangan efisiensi maka pada tahun 1992, UPTS (Unit Pertambangan Timah Singkep) secara resmi ditutup. Selanjutnya, kehidupan perekonomian masyarakat merosot tajam karena pemutusan hubungan kerja bagi karyawan UPTS maupun sektor lain yang sangat erat kaitannya dengan keberadaan pertambangan timah itu sendiri.

Untuk kelangsungan, maka sebagian masyarakat Dabo masih tetap menggantung hidupnya pada timah, dengan melakukan penambangan secara tradisional dengan alat seadanya. Aktifitas penambangan ini dilakukan di pesisir pantai, lahan bekas tambang (kolong) yang ditinggalkan oleh perusahaan timah, maupun dengan membuka areal baru. Sikit demi sedikit timah hasil mendulang dikumpulkan, yang akhirnya akan dijual kepada pedagang pengumpul dengan harga yang tergantung pada fluktuasi pasar. Namun harga timah dapat dikatakan berkisar Rp. 20.000 hingga Rp. 40.000 per kg.

Timah merupakan salah satu sumberdaya yang sangat penting dalam menunjang perekonomian masyarakat pulau Singkep, baik dahulu yang dilakukan dalam skala besar (perusahaan timah)) maupun sekarang dalam skala kecil (tradisional).

Share

Artikel Terkait

1 komentar:

  1. Bang Syarif

    Saya arie dari Jabar terkesan dengan kunjungan saya pertama ke Dabo Singkep bulan Mei yang lalu
    Kunjungan saya sebagai Ketua Tim Juri Inovasi TTG (GRI) se Kabupaten Lingga. Disini saya menemukan beberapa siswa yang pintar dan inovatif. Tim dari SMK Mahardika dengan inovasi Alat Pembersih dan Pemisah Timah telah memenangkan Lomba sejjenis di tingkat Provinsi dan saat ini masuk kedalam Finalis Lomba NYIA LIPI 2015.
    Prestasi ini pantas dihargai dan dikembangkan
    Salam
    ariesbgx@gmail.com

    BalasHapus