Aku adalah orang yang mempunyai prinsip bahwa sesuatu hal dapat dicapai dengan kerja keras. Prinsip inilah yang menjadikan aku menjadi orang yang agak pelit untuk bersedekah. Setiap aku bertemu pengamen dan pengemis di jalan, aku paling benci dan terkadang memalingkan muka. Apalagi melihat si pengamen atau pengemis yang masih muda dan berbadan sehat. Aku paling benci. Dalam hatiku berkata, "Orang masih muda dan berbadan sehat kok mengamen, apakah ta punya pekerjaan lain selain pekerjaan yang hina seperti ini?"
Nah, saat disuruh orang tuaku pergi ke supermaket, aku menemukan suasana perkotaan yang sangat beraneka ragam. Banyak pengamen dan pengemis yang berkeliaran di pinggir-pinggir trotoar. Tanpa pikir panjang, setelah sampai di tempat tujuan, aku langsung berbelanja berbagai keperluan sehari-hari. Setelah selesai berbelanja, aku keluar dari supermaket dan menuju tempat sepeda motorku di parkir.
Di saat itulah, aku dihadang oleh nenek tua yang meminta-minta uang kepadaku. Nenek itu berkata, "Kasihanilah nenek, mas! Nenek orang miskin dan tak punya uang untuk makan."
Aku tidak memberinya uang, tapi aku bilang, "Maaf ya nek, saya sedang tidak punya uang." Dan nenek pengemis itu pun pergi.
Setelah itu, aku langsung menaruh barang-barang yang telah kubeli di atas jok sepeda motorku. Ketika aku merapikan barang-barang yang lain, satu lusin gelas yang ada di jok sepeda motor ku jatuh dan semuanya hancur. Aku langsung panik dan bingung karena harga gelas yang pecah itu mahal. Aku takut kena marah orang tuaku. Aku pulang. Namun sewaktu di jalan, ban sepeda motorku terkena kerikil yang tajam, yang menyebabkan ban sepeda motorku kempes. Ya Allah, aku mendapat kemalangan yang bertubi-tubi. Sambil mendorong sepeda motor, aku teringat oleh nenek pengemis yang meminta uang dan tak kuberikan. Aku pun menyesal dan merasa berdosa sekali.
Diceritakan oleh Budhi Purwanto, Jawa Tengah, dalam Majalah Hidayah, Tahun 5 Edisi 50.
Share
Tidak ada komentar:
Posting Komentar