Jumat, 04 Mei 2012

Nyamuk

"Sesungguhnya Allah tidak segan-segan membuat perumpamaan dengan seekor nyamuk atau yang lebih rendah......" (Q.S. Al-Baqarah: 26).

Kita semua tahu, nyamuk hanyalah makhluk kecil, bahkan sangat kecil jika dibandingkan dengan tubuh manusia, apalagi dibandingkan dengan gajah. Tapi fenomena demam berdarah yang mewabah dan merengut banyak korban di negeri ini, menunjukkan betapa seekor nyamuk yang kita pandang kecil itu mampu membuat takut semua orang. Bahkan, dalam kadar yang lebih tinggi, tidak sedikit orang yang meregang nyawa karena tidak mampu diselamatkan  oleh dokter yang mengobatinya.

Kenyataan diatas sesungguhnya mengajarkan kepada kita akan satu hal: betapapun cerdas dan berkuasanya manusia, tetapi (atas izin Allah) toh kita tidak mampu menolak kemudharatan yang disebabkan oleh makhluk lain, meskipun hanya oleh seekor nyamuk yang kecil. Karena itu, tidak ada yang patut kita sombongkan pada diri kita, baik fisik, harta, kekuasaan, bahkan kecerdasan kita sekali pun. Allah bisa mengambil semuanya, dalam sekejap mata, kapan pun, jika Ia menghendakinya.

Kita tentu ingat kisah raja Namrud yang lalim dan sombong itu. Namrud adalah manusia yang paling berkuasa pada masa Nabi Ibrahim as. Karena kekuasaannya yang besar itu, ia gelap mata dan menjadi sombong, sehingga mengklaim dirinya sebagai Tuhan. Ia tidak mau menerima kebenaran yang terang benderang yang dibawa oleh Ibrahim as, yang dimatanya hanyalah dipandang sebagai seorang pemuda kemaren sore, anak seorang pembuat patung.

Allah swt kemudian membalas kesombongan Namrud hanya dengan mengirim seekor nyamuk. Ya, seekor nyamuk. Bayangkan, seorang raja yang maha berkuasa, yang memiliki ratusan ribu (bahkan mungkin jutaan) tentara yang siap sedia menuruti perintahnya, diberi peringatan oleh Allah swt hanya dengan seekor nyamuk. Bukan tentara bergajah, juga bukan tentara sekutu yang memiliki tank lapis baja. Tapi atas kekuasaan Allah swt makhluk yang kecil itulah yang akhirnya membunuh Namrud.

Pada titik ini, seharusnya kita menyadari, betapa manusia yang mengaku sebagai makhluk Tuhan paling hebat, paling cerdas dan paling kuat ini, bukanlah siapa-siapa. Jika nyamuk, makhluk Tuhan yang kecil itu saja mampu membuat kita takut, bagaimana dengan makhluk-makhluk Tuhan lainnya yang jauh lebih besar dan lebih kuat dari pada manausia? Lalu, jika demikian, mengapa masih banyak manusia yang berani menyombongkan diri di depan Tuhannya yang maha besar dan agung. Wallahu'alam bil shawab.

Sumber: Ridwan, Majalah Sabili, Tahun 3 Edisi 34
Share

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar