Sabtu, 05 Mei 2012

Malam

"Dialah yang menjadikan malam bagi kamu supaya kamu beristirahat padanya dan (menjadikan) siang terang benderang (supaya kamu mencari karunia Allah swt). Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah swt) bagi orang-orang yang mendengar." (Q.S. Yunus: 67).

Malam dan siang bukan hanya dibedakan dari terang dan gelap. Gelap sendiri sesungguhnya tidak ada, yang ada hanyalah ketiadaan cahaya yang kemudian kita sebut sebagai gelap. Jika malam hanya kita tandai dengan tiadanya cahaya atau suasana yang gelap saja, maka banyak kota di negara-negara industri maju tidak pernah mengalami malam hari, karena sepanjang waktu tidak pernah gelap. Tapi toh kita menyebut malam jika waktu malam tiba, meskipun terangnya tidak jauh berbeda dari siang hari.


Sesungguhnya Allah swt menciptakan perbedaan waktu antara siang dan malam bukan tanpa maksud apa-apa. Dibalik pergantian waktu siang dan malam itu terdapat hikmah yang besar, bukan hanya bagi manusia semata, tetapi juga bagi penghuni jagat ini lainnnya, yaitu binatang dan tumbuh-tumbuhan.

Bagi manusia, perbedaan siang dan malam mempermudah manusia dalam mengatur pola hidup keseharian. Paling sederhana, manusia bisa mengatur pola hidupnya pada dua waktu itu. Al-Qur'an menyebutkan,waktu siang untuk mencari nafkah, mencari ilmu, hidup bermasyarakat dan kegiatan kemanusiaan lainnya. Sementara malam diformat untuk waktu istirahat.

Allah swt menciptakan malam sesungguhnya seperti sebuah selimut (surat an-Naba': 10 menyebutnya sebagai pakaian) yang membuat kita nyaman untuk beristirahat (tidur). Keserasian waktu malam untuk beristirahat atau tidur ini tidak lepas dari keadaan bumi tempat kita tinggal. Pada malam hari, suhu udara umumnya berubah menjadi rendah, karena sinar matahari tidak ada, sehingga membuat orang mudah lelap.

Tidur pada suhu udara seperti itu sangat baik untuk kesehatan, melemaskan otot-otot yang tegang setelah seharian bekerja dan mengendurkan saraf. Maka tidak aneh jika pagi hari kita akan merasakan tubuh kembali segar setelah bangun dari tidur. Berbeda halnya jika kita tidur pada waktu siang. Kesegaran tubuh seperti yang kita dapat setelah tidur malam tidak kita dapati pada siang hari. Bahkan kebanyakan suasana sebaliknya, kita biasanya mudah marah dan sedikit kesal jika bangun dari tidur siang.

Meskipun waktu malam disediakan oleh Allah swt untuk beristirahan atau tidur, bukan berarti kita tidak boleh memanfaatkannya untuk hal lain. Kita justru diperintahkan oleh Allah swt memanfaatkan waktu malam untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Disinilah kita diuji oleh Allah swt, apakah kita masih mau menyisakan waktu istirahat yang diberikan-Nya itu untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada-Nya, ataukah kita tetap bermanja dengan buaian selimut dan empuknya kasur dan bantal yang terus menggoda.

Semuanya terserah kepada kita. Yang pasti, Allah swt berjanji akan meninggikan derajat orang-orang yang berani meninggalkan kelembutan selimut untuk mengadu dan bermesraan dengan-Nya dalam tahajud yang khusuk dan tenang sebagaimana firman-Nya dalam surat Al-Isra': 79. Wallahu a'lam bish shawwab.

Sumber: Ridwan, Majalah Hidayah, Tahun  4 Edisi Spesial Idul Fitri 1425H/2004
Share

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar