Pada siang di bulan puasa, Abu Nawas didatangi oleh dua orang temannya yang tidak berpuasa. Mereka bersekongkol untuk mengganggu Abu Nawas. Tibalah mereka di depan pintu rumah Abu Nawas. Setelah mengucapkan salam, tanpa basa basi lagi mereka mengajak Abu Nawas ngabuburit.
Sampailah mereka di warung nasi, dan teman-temannya membeli nasi untuk dibungkus. Abu Nawas mengira kalau teman-temannya sangat menghormati orang yang berpuasa meski mereka tidak puasa karena temannya tidak makan di warung tersebut, namun dibawa pulang.
Setelah itu, mereka pergi meninggalkan warung tersebut dan sampailah di rumah salah satu temannya. Begitu waktu berbuka puasa sampai, Abu Nawas berkata, "Wah, sudah waktunya berbuka."
"Minum saja dulu biar batal puasamu," kata temannya.
Abu Nawas pun segera minum dan selanjutnya menunggu. "Silahkan shalat dulu, nanti ketinggalan shalat maghrib," kata salah satu temannya lagi.
Abu Nawas pun kemudian mengambil air wudhu dan menjalankan shalat maghrib. Namun apa yang terjadi, setelah shalat maghrib pun Abu Nawas belum bisa makan nasi karena temannya menyuruh agar membaca Al Qur'an terlebih dahulu. "Mengajilah Al Qur'an terlebih dahulu, mumpung perutmu masih kosong. Nanti kalau sudah kenyang kamu mengantuk," kata teman Abu Nawas.
Abu Nawas merasa jengkel, seakan dikerjai oleh teman-temannya. Meski begitu Abu Nawas nurut dan membaca Al Qur'an. Setelah mengaji, Abu Nawas malah diajak lomba tidur. Siapa yang mimpinya paling indah maka dia berhak menyantap makanan.
"Abu Nawas, sekarang mari kita lomba tidur, esok pagi siapa yang mimpinya paling indah dia bisa makan makanan ini," kata salah seorang temannya.
Abu Nawas mulai sadar kalau dirinya dikerjai teman-temannya. Lomba tidur tersebut disanggupi oleh Abu Nawas dengan perasaan marah.
Pada esok paginya, mereka bertiga bangun. Salah satu temannya bercerita, "Aku semalam mimpi indah sekali, mimpi punya mobil mewah, rumah mewah, pesawat pribadi dan punya uang banyak sekali."
Pada esok paginya, mereka bertiga bangun. Salah satu temannya bercerita, "Aku semalam mimpi indah sekali, mimpi punya mobil mewah, rumah mewah, pesawat pribadi dan punya uang banyak sekali."
"Mimpimu indah, tapi egois sekali," kata teman yang satunya.
Kemudian teman yang satunya lagi mencerikan mimpinya. "Aku semalam bermimpi bahwa negeriku ini tidak punya hutang, infrastrukturnya bagus, jalan-jalan yang mulus, pelabuhan-pelabuhan lancar, ongkos transportasi murah, rakyat sejahtera hingga aku tidak bertemu orang yang berhak menerima zakat."
"Wah, mimpimu hebat," kata temannya.
"Sekarang coba ceritakan mimpimu wahai Abu Nawas," kata teman satunya lagi.
Abu Nawas bercerita, "Mimpiku biasa saja. Semalam aku bermimpi bertemu Nabi Daud as, Nabi yang gemar berpuasa. Beliau berpuasa sehari dan berbuka sehari begitu terus tiap waktu. Kemudian Nabi Daud as bertanya, 'Apakah engkau sudah berbuka wahai Abu Nawas?' Saya jawab belum, kata Abu Nawas. Kemudian Nabi Daud as menyuruh aku berbuka puasa dahulu. Aku segera bangun dan memakan makanan yang sudah kalian belikan."
Mimpi Abu Nawas sangat disesali oleh kedua temannya. Mereka kalah cerdik dengan akal Abu Nawas. Maksud untuk mengerjai, malah dikerjai oleh Abu Nawas.
Share
Tidak ada komentar:
Posting Komentar