Bila kita perhatikan dengan seksama, cara berjalan Rasulullah saw itu tidak lepas dari akhlaknya. Ini yang perlu ditiru dan dipraktekkan oleh kaum muslimin.
Ibnu Sa'ad meriwayatkan dari Yazid bin Murtsad, "Rasulullah saw cepat ketika berjalan (seperti terburu-buru), sehingga orang yang berada di belakangnya mempercepat jalannya (sampai terkadang), ia tidak bisa menyusul Rasulullah saw."
Al Hakim meriwayatkan dari Jabir, bahwa Rasulullah ketika berjalan tidak (banyak menoleh). Abu Dawud dan Al-Hakim meriwayatkan dari Anas bahwa, Rasulullah ketika berjalan menunduk, seakan-akan terbebani (punggungnya). Sedangkan Al-Thabrani meriwayatkan dari Abi Unbah, bahwa Rasulullah ketika berjalan sendirian menjauhkan diri.
Abu Hurairah dan Al-Hakim meriwayatkan dari Anas, "Ketika Rasulullah saw berjalan, maka para sahabat berjalan di depannya, karena Rasulullah saw di belakang berjalan dengan malaikat."
Disebutkan dalam kitab Maulid Al Barzanji, Rasulullah sering berjalan di belakang para sahabatnya karena beliau pernah berpesan, "Kosongkanlah tempat di belakangku untuk malaikat Ruhaniyah." Rasulullah juga tampak condong ketika berjalan, seakan-akan seperti jalan turun dari tempat yang tinggi.
Kalau diperhatikan dari keterangan beberapa hadis tersebut, menunjukkan bahwa Rasulullah saw ketika berjalan tidak menoleh, berjalan cepat, selalu menundukkan pandangannya ke bawah, dan memilih jalan yang sepi bila berjalan sendirian. Ketika beliau bersama-sama dengan para sahabatnya, beliau lebih senang berjalan di belakang.
Ini semua membuktikan tentang kerendahan hati Rasulullah saw yang tidak ingin disanjung dan dipuja secara berlebihan. Beda dengan para pembesar Romawi dan Persia, ketika mereka berjalan maka para pengikut dan bawahannya selalu berada di belakangnya. Jik ada yang sampai berani mendahului jalan para pembesar itu, maka pasti akan mendapat hukuman. Karena perbuatannya itu dianggap melecehkan dan tidak menghormati pembesar negara yang sedang berjalan.
Rupanya, gaya jalan para pembesar Romawi dan Persia ini sekarang banyak diikuti oleh para pembesar negara di seluruh dunia. Melihat gaya jalannya saja, tampak sekali kalau mereka ingin disanjung, dimuliakan, dan dihormati. Perbuatan semacam ini sangat jauh dengan keagungan kepribadian Rasulullah saw yang lebih mengutamakan ketawadhu'an dengan merendahkan diri serta tidak gila hormat.
Share
Tidak ada komentar:
Posting Komentar