Selasa, 05 Februari 2013

Meneladani Cara Duduk Rasulullah saw

Cara duduk Rasulullah saw adalah atas inisiatif dorongan hatinya yang suci, karena itu beliau tidak suka duduk seperti duduknya binatang atau orang congkak dan tidak punya etika.

Jabir bin Samurah berkata, "Rasululah saw jika sudah selesai shalat Subuh, beliau duduk bersila dalam majelisnya sampai terbit matahari."

Ibnu Umar berkata, "Aku melihat Rasulullah saw duduk muhtabi (duduk sambil mendekap lutut dengan kedua tangan) di serambi di depan Ka'bah."

Qailah binti Mahramah berkata, "Aku melihat Rasulullah saw duduk qurfusha (duduk sambil merapatkan paha ke perut dan meletakkan tangan mendekap betis keduanya), aku merasa gentar melihat kekhusyukan beliau dalam duduk itu."


Abi Sa'id meriwayatkan, "Rasulullah saw ketika duduk mendekap lutut dengan kedua tangannya."

Rasulullah duduk dengan muhtabi atau qurfusha ini biasanya ketika beliau sedang dalam suasana santai, berbicara dengan para sahabat untuk membicarakan masalah-masalah yang ringan.

Al Syarid bin Suwaid berkata, "Rasulullah saw pernah berjalan melihat aku sedang duduk dengan meletakkan tangan kiriku di belakang punggungku dengan menekan pada arah tanganku. Maka beliau berkata, 'Apakah kamu duduk seperti duduknya orang yang dimurkai Allah?'"

Anas bin Malik meriwayatkan, "Rasulullah saw ketika duduk dengan berbicara maka beliau melepaskan kedua sandalnya."

Abu Dawud meriwayatkan dari Abdullah bin Salam, "Rasulullah saw ketika duduk dengan berbicara maka beliau sering mengangkat pandangannya ke langit."

Diriwayatkan oleh Abi Amamah, "Rasulullah saw ketika duduk dalam suatu majelis dan hendak berdiri maka beliau membaca istigfar 10 sampai 15 kali.

Al Bazzar meriwayatkan dari Qurrah bin Iyas, "Ketika Rasulullah saw duduk, maka duduk pula para sahabatnya dengan (bentuk) melingkar." Dalam hal ini biasanya para sahabat sedang mendengarkan ujaran-ujaran dari Rasulullah.

Al Thabrani meriwayatkan dari Fudhalah bin Ubaid, "Rasulullah saw ketika tiba di tempat tinggalnya dari bepergian atau masuk ke rumah maka beliau tidak duduk sehingga beliau melakukan shalat dua rakaat."

Kesederhanaan Rasulullah dalam menjalani kehidupan sehari-hari juga tercermin dari kebiasaan duduk beliau. Beliau juga biasa makan dan duduk di atas tanah. Al Thabrani meriwayatkan dari Ibnu Abbas, "Rasulullah saw biasa duduk di atas tanah dan makan juga di atas tanah (artinya tanpa menggunakan meja)."

Beliau sering duduk bersama orang-orang fakir daripada duduk bersama orang-orang kaya. Ini merupakan bentuk dari kerendahan hati beliau, serta besarnya perhatian dan kepedulian beliau terhadap mereka yang tak punya. Oleh karena itu, beliau pernah bersabda, "Duduk dengan fakir itu bagian dari ketawadhu'an, juga termasuk jihad yang paling utama."

Banyak orang yang tidak menyadari kalau dari cara duduk saja sudah dapat diketahui kepribadian seseorang, apakah dia orang yang tawadhu' atau sombong, orang yang bodoh atau alim. Begitu pula mengenai akhlaknya dan pergaulannya, dapat diketahui dengan melihat orang yang sering diajak duduk dengannya.

Dengan demikian, cara duduk Rasulullah saw dan kesenangan beliau duduk dengan orang-orang fakir, merupakan contoh dan teladan yang patut ditiru dalam rangka membentuk kepribadian diri dan berakhlak mulia.

Share

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar