Rabu, 20 Maret 2013

Ibn Hamzah Al-Maghribi, Perintis Ilmu Logaritma

Ibn Hamzah atau nama lengkapnya 'Ali bin Wali bin Hamzah hidup pada abad ke-10 Hijriah atau abad ke-16 Masehi di bawah pemerintahan Dinasti 'Usmaniyyah yang menaklukkan kawasan seperti Mesir, Hijaz, Kepulauan Rhodes, Cyprus, Hungaria, Irak, dan Iran. Pada era Ibn Hamzah, negara Islam terbagi kepada dua kelompok, yakni Sunni di Barat dan Syi'ah di Timur. Tak salah jika hubungan dunia Islam di barat dan di timur agak terputus. Di samping itu pula terdapat peperangan sengit antara tentara Islam dan Eropa yang terjadi di Laut Meditteranian. Armada tentara Eropa (tentara Salib) berhasil menguasai pesisir jalan masuk utama ke Lautan Hindia. Pada masa itulah orang Eropa sukses membuka benua besar baru, yaitu Amerika.

Ibn Hamzah menetap di Mekkah selama beberapa tahun. Para Sejarawan tidak dapat memastikan secara tepat waktu tersebut. Kemudian ia meninggalkan kota Mekkah setelah kematian ibunya. Arah tujuan pengembaraannya tidak dapat dicatat oleh sejarah. Beberapa ahli sejarah menduga dia pergi ke Istanbul, Aljazair, atau tempat lainnya. Namun yang pasti, dia membawa buku-buku hasil karyanya dalam bidang matematika serta membawa uang hasil tabungannya. Gubernur Mekkah tidak menganugerahkan hadiah atau sumbangan pribadi apapun, meski Ibn Hamzah pernah berjasa dan mengabdi di Mekkah sebagai pegawai eksekutif keuangan, atau setidaknya menghormati keilmuannya.
Share

Kamis, 14 Maret 2013

Mengadu Kebolehan Pada Lomba Sempoa SIP se-Kepri 2013 di Batam

Pada tanggal 11 Maret 2013, rombongan Sempoa SIP dari PKBM Tunas Cemerlang Dabo Singkep telah berkumpul di salah satu hotel di daerah Nagoya, Batam. Mereka ini mewakili Kabupaten Lingga dalam mengikuti  Lomba Sempoa SIP se-Kepri 2013 yang  berlangsung pada tanggal 12 Maret 2013 di Harris Hotel, Batam. Anak saya termasuk salah satu peserta dari 10 peserta dari Lingga yang akan mengadu kepandaian di ajang tahunan ini.

Foto bersama di loby hotel tempat menginap
Share

Taman Raja Haji Fisabilillah, Melayu Square, dan Ocean Corner Tepi Laut; Pusat Kuliner dan Hiburan di Kota Tanjung Pinang

Sebelum pergi ke Batam untuk mendampingi anak mengikuti Lomba Sempoa SIP se-Kepri 2013; saya, isteri, dan anak bermalam dulu di Kota Tanjung Pinang. Sorenya kami pergi ke kawasan Taman Raja Haji Fisabilillah, Melayu Square, dan Ocean Corner Tepi Laut. Inilah tiga tempat yang saling berhampiran dan menjadi ikon Kota Tanjung Pinang. Tempat ini ramai dikunjungi, baik oleh masyarakat Tanjung Pinang maupun para pelancong dari luar. Daerah ini penuh sesak dari sore sampai malam.

Di tempat ini tersedia berbagai mainan untuk anak-anak. Juga tersedia beraneka minuman dan makanan. Makanan khas melayu seperti lakse, nasi lemak, otak-otak, teh tarik juga tersedia. Juga tersedia sotong masak itam, ikan asam pedas, jenis seafood seperti gonggong, udang, ketam, kepiting, dan kerang-kerangan. Juga tersedia ikan untuk dibakar seperti ikan selar, ikan debam, ikan sagai, ikan bulat, ikan merah, dan lain-lain.

Kalau anda penggemar bola, dapat menikmatinya di Ocean Corner Tepi Laut sambil menikmati berbagai makanan dan minuman penghangat badan. Disini tersedia puluhan monitor berlayar lebar.

Salah satu arena bermain anak-anak di Melayu Square
Share

Jumat, 08 Maret 2013

Pulau Penaah, Langganan Tuan Rumah Lingga Fishing Festival Kabupaten Lingga

Lingga Fishing Festival adalah salah satu even yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lingga dalam memperkenalkan potensi wisata Kabupaten Lingga pada masyarakat baik dalam negeri maupun luar negeri. Even tahunan yang mulai diperkenalkan pada tahun 2006, dari tahun ke tahun telah banyak menarik minat peserta. 

Pulau Penaah yang terletak di Kecamatan Senayang telah dipersiapkan dan dibina untuk menjadi tuan rumah acara ini. Sejak dahulu, pulau Penaah sudah dikenal sebagai salah satu lumbung ikan dan banyak mempunyai spot-spot pemancingan yang menarik. 

Pada tahun 2012, acara LFF ini dicoba dilaksanan di pulau Benan, Kecamatan Senayang, yang bertujuan untuk memperkenalkan daerah wisata bahari yang baru. Namun pada tahun 2013 even ini dikembalikan lagi ke pulau Penaah, yang akan dilaksanakan pada tanggal 12 - 14 April 2013.

Lomba mancing tahun ini memperebutkan hadiah dengan kategori lokal, non lokal, tekong terbaik, ikan terbaik, ikan terberat, serta ikan dengan nilai jual tinggi. Selain lomba mancing sebagai acara utama, juga diadakan beberapa acara pendukung seperti tour fotography, bola voly pantai, out bond, wisata alam, lomba nyomek nos, diving, snorkling, serta malam hiburan.

Pulau Penaah
Share

Senin, 04 Maret 2013

Pengawetan Ikan Tamban Menjadi Ikan Labak yang Mempunyai Nilai Jual Tinggi

Ikan tamban adalah salah satu jenis ikan yang banyak terdapat di perairan Kabupaten Lingga. Salah satu ikan ekonomis penting ini telah ditangkap dan diusahakan oleh nelayan tradisional yang berada di pesisir pantai dan pulau-pulau kecil semenjak dahulu. Ikan ini dapat dikonsumsi dalam bentuk segar maupun diolah terlebih dahulu. Pengolahan ikan tamban menjadi tamban salai (proses pengasapan) telah dikenal di beberapa tempat di  Kecamatan Singkep dan Kecamatan  Lingga.  

Pengeringan ikan tamban adalah salah satu cara pengawetan yang banyak dilakukan oleh masyarakat di Kecamatan Lingga Utara dan Kecamatan Senayang. Ikan tamban kering (disebut juga ikan labak) mempunyai nilai jual yang cukup tinggi, yaitu berkisar antara Rp. 25.000 sampai mencapai Rp. 50.000, bergantung pada tempat dan musim.

Proses pembuatan tidak begitu rumit. Seperti yang dilakukan oleh masyarakat nelayan di pulau Penaah, Kecamatan Senayang; ikan tamban hasil tangkapan di rebus (dicelor) dalam air garam yang mendidih kemudian disusun pada wadah (ancak), kemudian dijemur hingga kering. Proses pengeringan tergantung pada cuaca,  biasanya mencapai dua hari kalau cuaca cukup panas.

Perebusan ikan tamban dalam air garam mendidih hingga matang
Share